Tampilkan postingan dengan label Puisi Seniman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Seniman. Tampilkan semua postingan
Jumat, 27 April 2012
Syair penuh Motivasi Kehidupan
Mengalah untuk Menang, istilah tersebut kiranya kurang tepat. Menurutku, kalah ya kalah, nggak ada namanya mengalah untuk menang. So, kalau begitu maksud dari kalimat tersebut seharusnya dituangkan dalam kalimat "Mundur Selangkah, Maju ke Delapan Penjuru", seperti yang tertera dalam bait syair di bawah yang syarat dengan motivasi kehidupan.
Mundur Selangkah, Maju ke Delapan Penjuru . ..
Jumat, 13 April 2012
Kumpulan Puisi Terbaik Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Ia banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986, SDD (Sapardi Djoko Damono) mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
Dari sekian banyak sajak Sapardi Djoko Damono, yang paling aku sukai
Kamis, 29 Maret 2012
Puisi Tembang Pesisir
Tembang Pesisir
Istriku, mendekatlah,
Mari bernyanyi, merayakan kemiskinan ini,
Sebentar lagi mungkin kita akan mati.
Musim-musim tak pernah bersahabat dengan kita,
Dan setiap waktu, kita mesti menghitung kelu tanpa jemu,
Lihatlah laut biru yang terbentang, ikan-ikan yang berenang.
Kita tak lagi bisa menangkapnya sebab perahu kita tertambat di dermaga,
Hanya jadi mainan anak-anak
Kamis, 15 Maret 2012
Syair Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi
Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi
Sinar matamu tajam namun ragu,
Kokoh sayapmu semua tahu.
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan,
Kuat jarimu kalau mencengkeram.
Bermacam suku yang berbeda,
Bersatu dalam cengkeramanmu.
Angin genit mengelus merah putihku,
Yang berkibar sedikit malu-malu.
Merah membara tertanam wibawa,
Putihmu suci penuh kharisma.
Pulau-pulau yang berpencar,
Selasa, 17 Januari 2012
Syair Alami
Alami
Hijau lepas memandang,
Daun dan pohon liar,
Burung biru melintas,
Ku tak tau namanya.
tapi indah … indah sekali
Oh indah… sampai ke hati
Gunung tinggi menjulang,
Dingin menghembus tulang,
Burung kecil bernyanyi,
Ku tak kenal namanya.
tp merdu…..merdu sekali
oh merdu…sampai di hati
Bodohnya aku yang tak mengenal dan mengerti,
Sungguh bodohnya aku yang gak mau belajar bersahabat
dengan
Hijau lepas memandang,
Daun dan pohon liar,
Burung biru melintas,
Ku tak tau namanya.
tapi indah … indah sekali
Oh indah… sampai ke hati
Gunung tinggi menjulang,
Dingin menghembus tulang,
Burung kecil bernyanyi,
Ku tak kenal namanya.
tp merdu…..merdu sekali
oh merdu…sampai di hati
Bodohnya aku yang tak mengenal dan mengerti,
Sungguh bodohnya aku yang gak mau belajar bersahabat
dengan
Jumat, 13 Januari 2012
Puisi Negeri Debu
Negeri Debu
Duka sebegitu tajam tergores di langit ini,sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu,juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu.
Sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu,ini wilayah angin, bisik daun pada
sebutir debu. dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana,kecuali rumah-rumah yang rebah
ditidurkan angin.
Sebatas mana rentang tanganmu
Duka sebegitu tajam tergores di langit ini,sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu,juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu.
Sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu,ini wilayah angin, bisik daun pada
sebutir debu. dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana,kecuali rumah-rumah yang rebah
ditidurkan angin.
Sebatas mana rentang tanganmu
Selasa, 10 Januari 2012
Puisi Orang-Orang Miskin
Orang-Orang Miskin
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan
Senin, 09 Januari 2012
Syair Bingkai Mimpi
Bingkai Mimpi
Dalam kepekatan mimpiku,
WajahMu tersembunyi.
Alam semesta, matahari, bintang, rembulan,
Semua datang sujud buatMu,
Menikam cinta paling dalam.
Dari sudut manakah gerangan,
Aku dapat segera mulai,
Melukiskan Engkau yang kasat mata namun ada.
Bahkan mengalir dalam darah,
Hidup t'lah kujanjikan buatmu
Garis-garis aku satukan,
Menampilkan watak yang beringas.
Titik-titik aku
Jumat, 06 Januari 2012
Syair Malahayati
Malahayati Ketika semua tangan terpaku didagu,
Ragu untuk memulai segala yang baru,
Lirih terdengar suara ibu,
Memanggil jiwa untuk maju.
Dari tanahmu hei Aceh,
Lahir perempuan perkasa,
Bukan hanya untuk dikenang,
Tapi dia panglima laksamana jaya,
Memanggil kembali untuk berjuang.
Dia Perempuan Keumala,
Alam semesta restui,
Lahir jaya berjiwa baja,
Laksamana Malahayati,
Perempuan ksatria negeri
Ragu untuk memulai segala yang baru,
Lirih terdengar suara ibu,
Memanggil jiwa untuk maju.
Dari tanahmu hei Aceh,
Lahir perempuan perkasa,
Bukan hanya untuk dikenang,
Tapi dia panglima laksamana jaya,
Memanggil kembali untuk berjuang.
Dia Perempuan Keumala,
Alam semesta restui,
Lahir jaya berjiwa baja,
Laksamana Malahayati,
Perempuan ksatria negeri
Langganan:
Postingan (Atom)