Hasrat yang Terendap
Pada ranum wajahmu,
Aku ta' tau musim apa di matamu.
Pada bugar dedaunanmu,
Aku ta' mengerti apa yang tersimpan di akarmu.
Pada liat cintamu,
Aku ta' paham kelindan nasibku.
Karena Ampunan,
Bukan noktah, bukan zarah,
Aplagi larutan maghrib yang tertumpah.
Maka gegar laparku adalah benalu,
Sembunyi ke lain sisi dunia,
Seperti aib dan porak bahasa,
yg ta' pernah ketemu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar